Monday, June 29, 2009

"SENYUMAN DAVID.." my favorite story from chicken soup for teenage soul

Dia mampu dengan cepat membuatku amat sangat bahagia atau sangat marah.
tapi saat ia tersenyum,segalanya lenyap, dan aku tak bisa berbuat lain kecuali membalas senyuman itu.
ia memiliki sejuta senyuman, tapi ada satu yang dapat kudengar lewat suranya di telepon yang jaraknya berkilo-kilo meter jauhnya.
senyuman itu penuh canda dan penuh arti tapi sinis, tulus dan penuh rahasia tapi memaksa, dan ribuan sifat lain yang saling bertentangan sekaligus.
senyuman itu bisa membuat aku tertawa saat aku terluka, membuatku memaafkannya saat aku marak. senyuman itu membuatku jatuh cinta padanya.
Dia adalah laki laki pertama yang benarkucitai. kadang kadang saat ia memeluku dan kepalaku bersadar dibahunya, rasanya seperti ia dapat mendengar pikiranku yang berada jauh dilubuk hatiku. ia selalu tahu dengan persisi apa yang ingin kudengar. ia akan menatapku dan mengatakan bahwa ia mencintaiku. semua itu diucapkannya dengan kehangatan yang kupercaya, mau tak mau.
sejak pertama kali kami bersentuhan, ia telah mendominsai pikiranku. aku ingin memusatkan pikiranku pada sekolah, keluarga dan teman-temanku yang lain, tapi tak ada gunanya. aku berulang-ulang berkata pada diriku bahwa ia bukanlah lelaki yang seharusnya kuperlukan dalam hidupku, tetapi dengan berlalunya hari demi hari, aku semakin mengingikannya.
naluriku terus menerus bertentangan.percayai ia. jangan percaya padaya. ciumlah ia . jangan cium dia. telepon ia. jangan telepon dia. ceritakan padanya apa yang kau rasakan. jangan, nanti ia malah pergi meninggalkanmu. dan pada akhirnya aku bertanya tanya apakah hal ini mungkin yang terbaik untukku.
lalu suat hari semuanya melanda diriku. ia menghilang dan aku terluka, dan bertanya tanya apakah ia memang pernah mencintaiku. begitu banyak yang ingin kutanyakan, dan begitu banyak yang ingin kuceritakan padanya. kepergiannya bagaikan alarm jam weker yang berbunyi terlalu cepat, dan kini impianku berakhir. ia telah pergi dan yang tersisa dari kebersamaan kami hanyalah sejumlah surat dan kenangan, dan aku terlalu angkuh untuk terus mengenangnya. hatiku meratapi kepergiannya, tapi akal sehatku memintaku untuk tetap tegar menjalani hidup ini.
aku banyak belajar dari nya, lebih banyak dari lelki lain, kecuali ayahku tentu saja. ketika pada akhirnya waktunya tiba dan aku mendaptkan kekuatan , aku terpaksa menerima pelajaran itu dan berjalan terus tanpa dirinya. waktu berlalu, hidup bergulir terus, namun ada kala nya pikiranku melayang kembali ke impian manis ku bersama nya, dan aku dihantui oleh bayangan semyumannya. aku sangat menyukai senyumannya.
happy green ^o^

0 comments:

Post a Comment